JASA

PABX


Cara Setting Program PABX Sahitel PB 308
By Dedi Suryawardana on Thursday, July 14, 2011

Persiapan awal, reset program ke setting standart pabrik.

Caranya angkat gagang (tidak perlu lagi ditaruh):

[** 01 ABCD]

Ket: ABCD = password (default: 1234)

Pemrograman standarnya dari jack #1 pabx atau extention 8001.

Berikut ini daftar program PABX Sahitel PB 308:

Mengubah system password:
[ * 02 ABCD # ]
Mengembalikan system data ke setting standar:
[ * 6 0000 # ]
Setting koneksi CO:
[ * 31 ABC # ]
ABC = no CO yang akan di hubungkan atau tidak dengan system pabx
Memutuskan semua CO line dari pabx:
[ * 13 # ]
Setting operator menerima panggilan telp:
[ * 21 # ]
Setting DISA menerima panggilan telp:
[ * 20 # ]
Setting operator menjawab panggilan telp di line tertentu:
[ * 21 MN # ]
Misal:
CO 3 masuk ke operator sedang CO 1 dan 2 masuk ke Auto Attendant atau DISA;
[ * 20 # ] lanjut dengan [ * 21 03 # ]
Tips: untuk membagi line telp yang masuk ke operator dan sebagian di jawab oleh disa, setting pabx menerima panggilan ke disa terlebih dahulu, baru kemudian membagi line khusus ke ext tertentu.
Setting Auto Attendant / DISA menjawab panggilan di line tertentu:
[ * 20 MN ]
Misal:
CO Line 2 masuk ke Auto Attendant, sisanya masuk ke operator;
[ * 21 # ] lanjut dengan [ * 20 02 # ]
Keterangan sama seperti no7 di atas, tapi kebalikannya, setting semua masuk ke operator, baru kemudian setting yang masuk Auto Attendant
Menghapus dering seluruh ekstention pada mode Operator:
[ * 11 MN # ]
Semua ektention yang berdering akan dihapus dari system, jadi tidak ada ekstention yang berdering. Ini untuk memudahkan pada setting dering program selanjutnya
Menentukan ekstention yang berdering jika ada telp masuk, pada mode Operator:
[ * 12 MN ABCD # ]
Misal:
Extention 8003 dan 8004 berdering jika ada panggilan di line 2 (CO 2):
Setting programnya:
[ * 12 02 8003 # ] dilanjutkan dengan
[ * 12 02 8004 # ]
Menentukan attendant 1 pada mode Auto Attendant:
[ * 25 ABCD # ]
Menentukan attendant 2 pada mode Auto Attendant:
[ * 26 ABCD # ]
Ket:
Defaultnya: Ext 8002 dan 8003 sebagai Attendant 1 dan 2
Outgoin Message (OGM)
[ * 22 N # ]
Keterangan:
N = 1 = OGM1 = 15 detik
N = 2 = Ogm2 = 7.5 detik
N = 3 = ogm3 = 7.5 detik
Ogm 1 untuk sambutan, ogm 2 untuk ext yang di hubungi sibuk, ogm3 untuk ext yang dihubungi tidak menjawab.
Mendengar rekaman OGM
[ * 23 N # ]
Setting ext hanya bisa akses CO tertentu saja:
[ * 41 MN ABCD # ]
MN = CO line: 01-02-03
ABCD = Extention
Catatan: hanya satu ext per satu CO untuk setting ini, :/
Untuk membatalkannya seluruh settingan CO khusus:
[ * 43 ABCD # ]
Cara Setting awalan yang di blok (TRS/COS):
[ * 57 M ABCD # ]
Keterangan:
M = group 1 sampai 6
ABCD = awalan yang diblok.
Untuk mempermudah, settingnya di atur seperti ini:
grup 1 = bebas/tidak usah di isi
grup 2 = isi 00
grup 3 = isi 0
grup 4 = isi 0 dan 1
grup 5 = isi dengan 1 lanjut isi dengan 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, dan isi juga 0
Jadi extention dengan grup 1, bebas menelpon
extention grup 2, hanya bisa SLJJ, handphone, lokal, tapi tidak bisa internasional.
extention grup 3, hanya bisa menelpon lokal, telp kantor, cdma, dan telp rumah.
extention grup 4, sama dengan nomer 3 tapi tidak bisa menghubungi no dengan awalan 1, misal 147, 108 dll..
extentio grup 5, hanya bisa interkom
Awalan pengecualian dari setting yang di blok:
[ * 57 M ABCD # ]
M = grup 7 sampai 9
ABCD = awalan yang diperbolehkan
Menghapus awalan yang diblokir:
Setting diatas bisa dihapus jika misal ada kesalahan program isian dan terlalu banyak yang mau dihapus, bisa di clear kan dengan cara:
[ * 57 M # ]
Setting class (COS) atau grup dari extention:
[ * 51 ABCD M # ]
Keterangan:
ABCD = extention
M = Class atau grup yang sudah kita setting diatas
class atau grup 1 = bebas, 2= SLJJ, 3 = lokal, 4=lokal, 5= hanya interkom
Setting Class atau grup keseluruhan:
[ * 54 M # ]
Ini berguna untuk mempercepat setting COS jika hanya ada beberapa ext yang berbeda setting COS nya ( Class of Service)
Mereset / mengembalikan penomeran extention ke settingan pabrik:
[ *7 000 # ]
Menghapus seluruh nomer extention:
[ * 71 00 # ]
Ini berguna jika kita mau melakukan flexible numbering atau penomeran sendiri, sebab pabx akan error jika ada nomer yang sama atau dobel.
Menyeting nomer extention menjadi 4 digit:
[ * 72 00 # ]
Setting penomeran digit awal extention:
[ * 72 A M # ]
Keterangan:
A = Digit awal extention
M = Panjang digit extention : 2-3-4
Misal:
Awalan 3 untuk dua digit extention (30-31-32..39)
Awalan 6 untuk tiga digit extention (601-602..dst)
Cara setting:
[ * 72 3 2 #] dilanjutkan dengan [ *72 6 3 # ]
Flexible numbering / Penomeran extention:
[ * 7 ABC abcd # ]
Keterangan:
ABC = nomer jack extention : 001-..008
abcd = nomer baru extention
 LISTRIK
Artikel kali ini lebih saya tujukan kepada orang awam yang ingin mengenal dan mempelajari teknik listrik ataupun bagi mereka yang sudah berkecimpung di dalam teknik elektro untuk sekedar mengingat kembali teori-teori dasar listrik.

1. Arus Listrik

adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus listrik adalah Ampere.

Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan elektron.



Gambar 1. Arah arus listrik dan arah gerakan elektron.

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624x10^16 (6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati suatu penampang konduktor”
Formula arus listrik adalah:

I = Q/t (ampere)

Dimana:
I = besarnya arus listrik yang mengalir, ampere
Q = Besarnya muatan listrik, coulomb
t = waktu, detik

2. Kuat Arus Listrik

Adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam satuan waktu.

Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu detik”.

Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat arus dan waktu:

Q = I x t
I = Q/t
t = Q/I

Dimana :
Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb
I = Kuat Arus dalam satuan Amper.
t = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”

“muatan listrik memiliki muatan positip dan muatan negatif. Muatan positip dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro. Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C, sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”
3. Rapat Arus

Difinisi :
“rapat arus ialah besarnya arus listrik tiap-tiap mm² luas penampang kawat”.



Gambar 2. Kerapatan arus listrik.

Arus listrik mengalir dalam kawat penghantar secara merata menurut luas penampangnya. Arus listrik 12 A mengalir dalam kawat berpenampang 4mm², maka kerapatan arusnya 3A/mm² (12A/4 mm²), ketika penampang penghantar mengecil 1,5mm², maka kerapatan arusnya menjadi 8A/mm² (12A/1,5 mm²).

Kerapatan arus berpengaruh pada kenaikan temperatur. Suhu penghantar dipertahankan sekitar 300°C, dimana kemampuan hantar arus kabel sudah ditetapkan dalam tabel Kemampuan Hantar Arus (KHA).



Tabel 1. Kemampuan Hantar Arus (KHA)

Berdasarkan tabel KHA kabel pada tabel diatas, kabel berpenampang 4 mm², 2 inti kabel memiliki KHA 30A, memiliki kerapatan arus 8,5A/mm². Kerapatan arus berbanding terbalik dengan penampang penghantar, semakin besar penampang penghantar kerapatan arusnya mengecil.

Rumus-rumus dibawah ini untuk menghitung besarnya rapat arus, kuat arus dan penampang kawat:

J = I/A
I = J x A
A = I/J

Dimana:
J = Rapat arus [ A/mm²]
I = Kuat arus [ Amp]
A = luas penampang kawat [ mm²]


4. Tahanan dan Daya Hantar Penghantar

Penghantar dari bahan metal mudah mengalirkan arus listrik, tembaga dan aluminium memiliki daya hantar listrik yang tinggi. Bahan terdiri dari kumpulan atom, setiap atom terdiri proton dan elektron. Aliran arus listrik merupakan aliran elektron. Elektron bebas yang mengalir ini mendapat hambatan saat melewati atom sebelahnya. Akibatnya terjadi gesekan elektron denganatom dan ini menyebabkan penghantar panas. Tahanan penghantar memiliki sifat menghambat yang terjadi pada setiap bahan.

Tahanan didefinisikan sebagai berikut :

“1 Ω (satu Ohm) adalah tahanan satu kolom air raksa yang panjangnya 1063 mm dengan penampang 1 mm² pada temperatur 0° C"

Daya hantar didefinisikan sebagai berikut:

“Kemampuan penghantar arus atau daya hantar arus sedangkan penyekat atau isolasi adalah suatu bahan yang mempunyai tahanan yang besar sekali sehingga tidak mempunyai daya hantar atau daya hantarnya kecil yang berarti sangat sulit dialiri arus listrik”.

Rumus untuk menghitung besarnya tahanan listrik terhadap daya hantar arus:

R = 1/G
G = 1/R

Dimana :
R = Tahanan/resistansi [ Ω/ohm]
G = Daya hantar arus /konduktivitas [Y/mho]



Gambar 3. Resistansi Konduktor

Tahanan penghantar besarnya berbanding terbalik terhadap luas penampangnya dan juga besarnya tahanan konduktor sesuai hukum Ohm.

“Bila suatu penghantar dengan panjang l , dan diameter penampang q serta tahanan jenis ρ (rho), maka tahanan penghantar tersebut adalah” :

R = ρ x l/q

Dimana :
R = tahanan kawat [ Ω/ohm]
l = panjang kawat [meter/m] l
ρ = tahanan jenis kawat [Ωmm²/meter]
q = penampang kawat [mm²]

faktot-faktor yang mempengaruhi nilai resistant atau tahanan, karena tahanan suatu jenis material sangat tergantung pada :
• panjang penghantar.
• luas penampang konduktor.
• jenis konduktor .
• temperatur.

"Tahanan penghantar dipengaruhi oleh temperatur, ketika temperatur meningkat ikatan atom makin meningkat akibatnya aliran elektron terhambat. Dengan demikian kenaikan temperatur menyebabkan kenaikan tahanan penghantar"


5. potensial atau Tegangan

potensial listrik adalah fenomena berpindahnya arus listrik akibat lokasi yang berbeda potensialnya. dari hal tersebut, kita mengetahui adanya perbedaan potensial listrik yang sering disebut “potential difference atau perbedaan potensial”. satuan dari potential difference adalah Volt.

“Satu Volt adalah beda potensial antara dua titik saat melakukan usaha satu joule untuk memindahkan muatan listrik satu coulomb”

Formulasi beda potensial atau tegangan adalah:

V = W/Q [volt]

Dimana:
V = beda potensial atau tegangan, dalam volt
W = usaha, dalam newton-meter atau Nm atau joule
Q = muatan listrik, dalam coulomb


RANGKAIAN LISTRIK

Pada suatu rangkaian listrik akan mengalir arus, apabila dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Adanya sumber tegangan
2. Adanya alat penghubung
3. Adanya beban



Gambar 4. Rangkaian Listrik.

Pada kondisi sakelar S terbuka maka arus tidak akan mengalir melalui beban . Apabila sakelar S ditutup maka akan mengalir arus ke beban R dan Ampere meter akan menunjuk. Dengan kata lain syarat mengalir arus pada suatu rangkaian harus tertutup.

1. Cara Pemasangan Alat Ukur.
Pemasangan alat ukur Volt meter dipasang paralel dengan sumber tegangan atau beban, karena tahanan dalam dari Volt meter sangat tinggi. Sebaliknya pemasangan alat ukur Ampere meter dipasang seri, hal inidisebabkan tahanan dalam dari Amper meter sangat kecil.

“alat ukur tegangan adalah voltmeter dan alat ukur arus listrik adalah amperemeter”
2. Hukum Ohm
Pada suatu rangkaian tertutup, Besarnya arus I berubah sebanding dengan tegangan V dan berbanding terbalik dengan beban tahanan R, atau dinyatakan dengan Rumus :

I = V/R
V = R x I
R = V/I

Dimana;
I = arus listrik, ampere
V = tegangan, volt
R = resistansi atau tahanan, ohm

• Formula untuk menghtung Daya (P), dalam satuan watt adalah:
P = I x V
P = I x I x R
P = I² x R

3. HUKUM KIRCHOFF

Pada setiap rangkaian listrik, jumlah aljabar dari arus-arus yang bertemu di satu titik adalah nol (ΣI=0).



Gambar 5. loop arus“ KIRChOFF “

Jadi:
I1 + (-I2) + (-I3) + I4 + (-I5 ) = 0
I1 + I4 = I2 + I3 + I5

semoga bermanfaat,

Artikel Terkait Lainnya: